Friday, April 29, 2011

Turning Point

Pernahkah kita mengalami peristiwa yang menghancurkan hidup kita dan suatu waktu kita harus kembali lagi ke tempat tersebut? Banyak orang akan mengalami trauma yang besar saat harus kembali pada tempat yang pernah menghancurkan hidupnya. Umumnya, orang akan selalu mencoba untuk menghindar dari sesuatu yang dulu pernah menghancurkan hidupnya.
Tetapi sebagai orang-orang yang sudah mengalami kemerdekaan dari TUHAN, maka kita tidak perlu lagi merasa takut akan masa lalu atau apapun yang pernah menghancurkan hidup kita ini. Asal kita sungguh-sungguh bertobat dan menerima kekuatan baru yang dari TUHAN, kita tidak perlu merasa takut pada tempat ataupun peristiwa yang seakan bagai mimpi buruk seumur hidup ini.

Saat murid-Nya bertanya: Bukankah itu tempat yang berbahaya dan orang-orang ini pernah mau mencelakai kita? Jadi janganlah kita kembali ke tempat itu, lebih baik kita menghindar dari tempat itu. Namun TUHAN menjawab: Hidup kita yang dulu hancur karena berjalan dalam kegelapan, tetapi hari ini marilah kita berjalan dalam terang. Yang terpenting bukanlah betapa buruknya masa lalu kita, tapi apakah hidup kita sekarang ini dikuasai oleh terang atau kegelapan. Peristiwa dimana kita pernah jatuh janganlah menjadi tempat yang traumatik, tapi justru tempat awal pemulihan baru dalam hidup kita.

Saat Simon Petrus dalam keadaan hancur karena telah menyangkal TUHAN 3 kali, maka di tepi danau Galilea, Dia bertanya kepada Petrus: “Apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?”

“Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya…” TUHAN sanggup memulihkan hidup Petrus, Dia juga sanggup memulihkan hidup kita!

Murid Yesus

“Tuhan telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.”

Untuk menjadi seorang murid, marilah kita mengalami hal-hal sebagai berikut:

1. Telinga yang dipertajam setiap pagi untuk mendengar suara Tuhan. Kita bisa mendengar suara Tuhan dengan benar dan tepat, saat kita intim dengan Tuhan. Bagaimana bisa intim dengan Tuhan? Mari kita bergairah dengan Tuhan. Bagaimana bisa bergairah dengan Tuhan? Mari kita kembali pada kasih yang mula-mula.

2. Lidah yang membangkitkan semangat orang yang letih lesu. Pada waktu kita memperkatakan sesuatu, itu akan memberikan semangat baru kepada orang yang letih lesu. Janganlah pada saat kita berbicara, orang yang tadinya mempunyai semangat justru menjadi letih lesu. Tetapi biarlah ketika kita berbicara membuat orang lain mempunyai semangat yang baru.

3. Hati yang dipenuhi kasih mula-mula. “Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan…”

Ketika mengalami tekanan, goncangan, dan kesukaran, marilah kita mengerti bahwa Tuhan menginginkan kita berubah. Jangan pernah menyalahkan orang lain tapi mari kita bertobat, maka kasih yang mula-mula itu pasti kembali.

Thursday, April 28, 2011

Menjadi Pemenang

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia…”

Tiga jurus pencobaan yang Iblis sedang berikan kepada kita dengan menanamkan konsep yang salah bahwa:

1. Manusia hidup hanya dari roti saja. Dunia sedang meyakinkan manusia bahwa yang paling penting adalah “mencari roti” yaitu semua yang jasmani, sedangkan yang lain adalah nomor dua. Mari kita berhati-hati, jangan sampai kita tertipu.

2. Apapun permintaan anak Tuhan pasti dikabulkan oleh Tuhan.  “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Iblis suka berkata: “kamu kan berdoa... sudah lakukan apa saja, nanti kamu pasti ditolong Tuhan.” Mari kita berhati-hati, dan hanya melakukan apa yang merupakan tuntunan Tuhan saja. Jangan sampai kita mencobai Tuhan.

3. Menyembah Iblis akan menjadi kaya. Pada waktu diperlihatan kerajaan dunia dengan segala kemegahannya, lalu Iblis berkata, “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Tetapi kita harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”

Pemenang adalah bila hidup kita sungguh menempatkan Tuhan di prioritas tertinggi, berjalan menurut segala tuntunan-Nya dan memutuskan tetap menyembah Nya walau apapun pilihan dan resikonya. Maka janjiNya pada kita: damai sejahtera seperti sungai yang tidak pernah kering, kebahagiaan yang terus berlimpah seperti gelombang laut yang tidak pernah berhenti & keluarga yang diberkati Tuhan.

Apakah kita seorang pemenang?

Keselamatan

Keselamatan adalah karya penebusan yang dilakukan Tuhan melalui kematian dan kebangkitanNya. Kalau sungguh kita percaya, marilah kita:

1. Bertobat, pertobatan tidaklah sama dengan penyesalan. Orang yang bertobat akan membenci dosa dan berpaling kepada Tuhan, serta berjalan menuju kehidupan.

2. Menerima Tuhan sebagai Juru Selamat, “Aku berdiri di depan pintu dan mengetok, jikalau ada orang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya.” 

3. Dilahirkan kembali, “ Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” . Kita adalah orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki melainkan dari Allah.

4. Pengakuan, karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. 

5. Dibaptis dalam air, siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematianNya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitanNya.

Sudahkah kita menerima anugerah keselamatan dalam Tuhan?