Thursday, August 2, 2012

Penghalang Kita Mengenal Bapa






Bapa di Surga adalah bapa kita dan Dia sungguh teramat baik dalam hidup kita. Dia menyediakan rancangan yang terbaik untuk kita. Kasih-Nya sungguh tidak tergantikan. Namun karena iblis tidak senang jika kita dapat mengenal Bapa kita dengan baik maka iblis merusak gambaran Bapa kita dengan cara merusak hubungan kita dengan ayah kita. Iblis membuat penghalang-penghalang agar kita tidak mendapatkan gambaran bapa yang baik di dunia dan secara otomatis kita juga akan mendapatkan gambaran yang rusak tentang Bapa di Surga.Tidak mudah orang mengakui dan mengenal Bapa, berbeda dengan Yesus dan Roh Kudus. Yesus dan Roh Kudus adalah nama yang sangat jarang digunakan sedangkan Bapa sering digunakan untuk memanggil bapa kita di dunia sehingga apabila gambaran kita mengenai bapa di dunia rusak, maka pandangan kita terhadap Bapa kita di sorga juga akan rusak.  Kalau kita memiliki gambaran yang buruk atau memiliki trauma dengan bapa kita, maka harus dipulihkan.

Berikut ini adalah macam-macam gambaran bapa yang rusak :
-    Bapa yang otoriter, terlalu keras
-    Bapa yang terlalu memanjakan atau gampangan
-    Disiplin yang salah
-    Kurang penghargaan
-    Sulit berkomunikasi
-    Kasih yang bersyarat
Tujuh hal yang berbeda mengenai salah pengertian terhadap Tuhan yang seringkali berasal dari keadaan masa kanak-kanak:
1.    Otoritas
Kita kadang sering menjauh dari otoritas Allah Bapa bahkan mempunyai hati yang ciut, karena kita menganggap bahwa Allah Bapa sama dengan tokoh lain yang berotoritas dalam hidup kita, yang kejam, galak, sewenang-wenang, padahal otoritas sebenarnya adalah PENGAYOMAN. Kasih Allah itu sempurna.
“Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.”  
“Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.”

2.    Kepercayaan
Allah adalah satu-satunya Bapa yang tidak akan pernah mengecewakan kita. “Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.” Apabila Ia berjanji, Ia pasti akan menepatinya. Namun pada kenyataannya, seringkali bapa di dunia melalaikan janji yang mereka berikan kepada anak mereka.

3.    Penghargaan / Nilai-nilai
Seringkali orang tua kita tidak pernah memberikan suatu penghargaan atas keberhasilan kita. Mereka hanya mengkritik dan tidak pernah memuji. Hal ini menyebabkan anak merasa minder dan tidak berharga, padahal Firman Tuhan berkata bahwa kita adalah serupa dan segambar dengan Allah. “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.”

4.    Disiplin dan Kasih
Bapa adalah penuh kasih, tetapi Ia juga Bapa yang adil dan mendidik, menghukum kita apabila kita melakukan kesalahan. Dialah yang mengejar kita dengan pengampunan dan kasih, bukan kita yang mencari-cari-Nya. “Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. …” . Kalau kita hanya menerima kasih, kita akan menjadi anak yang manja. Apabila kita hanya didisiplin tanpa dikasihi, maka kita akan penuh dengan kepahitan.
5.    Kehadiran / Pengertian isi hati
Salah satu sifat Allah yang tidak dapat ditiru oleh orang tua mana pun, yaitu kesanggupan-Nya untuk berada bersama kita sepanjang waktu. Karena orang tua terbatas dan tidak bisa memberi perhatian terus selama 24 jam setiap hari sedangkan Dia bersama kita setiap saat dan Ia juga memberi seluruh perhatian-Nya kepada kita. “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”  Seringkali orang tua kita hanya melihat hasil akhir dan tidak memahami perjuangan anak. Tapi Tuhan mengerti isi hati kita, bagaimana kita rindu menyenangkan hati Bapa, bagaimana kita berjuang, bagaimana kita melakukan semua yang dapat kita kerjakan.

6.    Penerimaan
Allah adalah Allah yang mengasihi tanpa syarat. Kita tidak perlu berbuat apa-apa untuk meyakinkan Dia supaya mengasihi kita, namun kita perlu menerima kasih-Nya. Ia hanya meminta kita datang kepada-Nya dengan jujur dan sungguh-sungguh; maka Ia akan mengampuni kita dan menjadikan kita anak-anak-Nya. Nabi Zefanya melukiskan perasaan serupa di dalam hati Allah bagi kita: “Tuhan Allahmu ada diantaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena Engkau dengan sorak-sorai”. Anak yang orang tuanya memiliki kasih bersyarat, maka ia selalu memakai topeng dan berpura-pura baik, karena takut tertolak.

7.    KomunikasiKomunikasi yang hangat dan terbuka sangat sukar bagi banyak orang tua, namun Allah dengan jelas mengkomunikasikan kasih-Nya kepada kita. Sesungguhnya, Ia begitu mengasihi kita sehingga Ia mengorbankan anak-Nya yang tunggal untuk kita. Sehingga melalui Yesus, komunikasi kita dengan Bapa tidak terhalang oleh dosa. Akibat komunikasi kita dengan orang tua kita buruk adalah tidak tahan berdoa, karena kita sulit berkomunikasi dengan orang tua kita dan menganggap Allah tidak punya waktu untuk kita. “Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.” 

Tidak ada kasih yang seperti kasih-Nya, Dia adalah Bapa dan sahabat yang terbaik untuk kita. Kasih-Nya sempuran atas kita